Indonesia Masuk Daftar 7 Negara Penghasil Kakao Terbesar di Dunia

Dalam pembuatan cokelat, diperlukan bahan dasar utama yakni biji kakao, yang merupakan biji dari pohon kakao (Theobroma cacao). Pohon kakao tumbuh di kondisi iklim tropis yang panas, umumnya di rentang lintang 20 derajat dari khatulistiwa.

Dari data yang dikumpulkan hingga bulan Agustus 2021, International Cocoa Organization (ICCO) melaporkan bahwa volume produksi kakao dunia diperkirakan menyentuh rekor tertinggi sebesar 5.141 juta ton. Sekitar 70 persen dari seluruh biji kakao berasal dari empat negara di benua Afrika, sedangkan Indonesia menyumbang sebesar 4 persen.

Berikut adalah 7 negara penghasil biji kakao terbesar di dunia menurut ICCO.

1. Pantai Gading

Côte d’Ivoire atau Pantai Gading merupakan negara penghasil kakao terbesar di dunia. Negara ini menghasilkan lebih dari 2 juta ton biji kakao per tahunnya, atau setara dengan lebih dari 40 persen total produksi kakao dunia.

Untuk tahun 2021, produksi biji kakao Pantai Gading diperkirakan untuk naik dari 2,105 juta ton menjadi 2,225 juta ton. Meningkatnya angka tersebut diakibatkan hujan lebat yang akhir-akhir ini terjadi di wilayah perkebunan kakao Pantai Gadang. Hal tersebut akan membantu menghasilkan panen yang besar dan berkualitas untuk masa panen bulan Oktober sampai Maret berikutnya.

2. Ghana

Negara tetangga Pantai Gading, Republik Ghana, adalah produsen biji kakao kedua terbesar. Pada awalnya, Ghana merupakan penghasil kakao terbesar, namun pada tahun 1970-an, Pantai Gading berhasil mengalahkan Ghana. 

Pada tahun 2020, produksi kakao Ghana mencapai 800 ribu ton, dan diperkirakan untuk meningkat menjadi 1 juta ton pada tahun 2021. Sama seperti Pantai Gading, musim hujan di Ghana merupakan penyebab kenaikan ini. Pada bulan Agustus 2021, terjadi 102% lebih banyak hujan dibandingkan 10 tahun terakhir menurut confectionerynews.com.

Sebagian besar dari rantai pasok kakao di Ghana dikelola oleh Ghana Cacao Board (Cocobod), sebuah lembaga pemerintahan yang bertujuan untuk melindungi petani dari fluktuasi harga pasar. Cocobod secara langsung mengendalikan ekspor hampir semua biji mentah melalui Cocoa Marketing Company.

3. Ekuador

Negara yang terletak di benua Amerika bagian selatan ini merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan produksi biji kakao sebesar 342 ribu ton pada tahun 2020. Ia diprediksi untuk meningkat menjadi 350 ribu ton pada tahun 2021.

Ekuador dikenal dengan pohon kakao varietas Nacional yang berasal dari negara tersebut. Varietas kakao ini memiliki rasa dan kualitas aromatik yang khas.

Menurut asosiasi produsen kakao Ekuador, APROCAFA, Ekuador berencana untuk meningkatkan produksinya sebanyak dua kali lipat dalam 6 tahun dengan cara memanfaatkan varietas kakao baru yang bernama CCN-51 (Coleccion Castro Naranjal). Varietas dengan yield yang tinggi ini memungkinkan Ekuador untuk meningkatkan volume produksi kakao sebesar tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir.

 


Apakah Anda ingin mendapatkan informasi mengenai tren dan tips mengembangkan perusahaan Anda, serta undangan webinar dan informasi produk terbaru? Klik tombol di bawah untuk berlangganan newsletter dari Freyabadi

Daftar Newsletter & Webinar


 

4. Kamerun

Negara sumber biji kakao di posisi keempat terbesar di dunia adalah Kamerun, sebuah negara yang terletak di bagian tengah Afrika. Saat ini, sebanyak 37 persen dari lahan pertanian Kamerun digunakan untuk pertanian kakao. Pada tahun 2020, negara tersebut memproduksi 280 ribu ton biji kakao, dan diperkirakan meningkat menjadi 290 ribu ton di tahun 2021.

Menurut dokumen Value Chain Analysis for Development yang dikeluarkan oleh European Commission, rantai nilai kakao di Kamerun berkontribusi pada 1,2 persen GDP nasional negara tersebut. Kamerun mengekspor sekitar 75% dari produksinya sebagai biji mentah, dan kebanyakan besar berasal dari perkebunan di daerah hutan yang dikelola oleh petani skala kecil.

5. Nigeria

Nigeria yang terletak di sebelah barat Kamerun merupakan produsen kakao terbesar kelima di dunia. Pada tahun 2020, jumlah produksi kakao Nigeria menurun 20 ribu ton dari tahun sebelumnya menjadi 250 ribu ton, namun diprediksi untuk kembali ke angka 270 ribu ton pada tahun 2021.

Meskipun kakao merupakan tanaman dagang yang unggul di negara tersebut dalam hal ekspor, produksi biji kakao sebagai tanaman dagang telah menurun. Hal ini antara lain diakibatkan pembiayaan yang kurang memadai.

6. Brazil

Selain merupakan salah satu produsen tebu, kopi dan kedelai terbesar di dunia, Brazil juga merupakan daerah penghasil kakao terbesar keenam di dunia. Pada tahun 2020, negara di Amerika Selatan ini memproduksi 201 ribu ton biji kakao, meningkat dari 176 ribu ton pada tahun sebelumnya.

Di awal tahun 1980-an, Brazil menghasilkan kurang lebih 430 ribu ton biji kakao, dan bersaing ketat dengan Pantai Gading dan Ghana dalam menghasilkan kakao terbanyak di dunia. Akan tetapi, pada akhir tahun 1980-an, harga yang menurun dan menyebarnya penyakit Witches’ Broom mengakibatkan krisis di sektor kakao negara tersebut.

Namun, dengan reformasi pertanian yang dimulai pada tahun 2002, Brazil mulai mengalami peningkatan produksi. Program tersebut melibatkan sistem cabruca, yakni sistem budidaya lokal yang telah dipraktekkan di negara tersebut dari 170 tahun yang lalu. Dalam sistem ini, para petani membudidayakan kakao tanpa perlu membakar hutan, karena kakao di Brazil dapat tumbuh dengan baik di tempat teduh.

7. Indonesia

Indonesia merupakan produsen biji kakao terbesar ketujuh di dunia, dan merupakan satu-satunya negara penghasil kakao yang terletak di benua Asia.

Sebanyak 90 persen dari perkebunan kakao di Indonesia dikelola oleh petani skala kecil, dengan luas lahan sebesar 0,5 hingga 1 hektare. Sekitar 75% produksi kakao nasional berasal dari pulau Sulawesi. Menurut data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, pada tahun 2020, provinsi-provinsi penghasil kakao terbanyak yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Bengkulu.

Berdasarkan data ICCO, pada tahun 2020 Indonesia menghasilkan 200 ribu ton biji kakao, dan diprediksi untuk menghasilkan jumlah yang sama di tahun 2021. Angka ini berbeda jauh dari rekor tertinggi produksi biji kakao Indonesia pada tahun 2009 sebesar 850 ribu ton menurut BPS.

Sebelumnya, Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga di dunia. Namun angka produksi biji kakao di Indonesia telah menurun, diakibatkan beberapa hal seperti serangan hama dan menurunnya kualitas tanah perkebunan kakao di Indonesia. Salah satu hama yang paling banyak menyerang adalah Penggerek Buah Kakao (PBK) yang bisa menurunkan produktivitas hingga 70 persen. Dalam menghadapi masalah ini, kebanyakan petani menggunakan pestisida kimiawi secara berlebihan, yang berdampak pada menurunnya kualitas tanah. Selain itu, banyak petani yang beralih pada tanaman dagang lainnya seperti kelapa sawit.

Untuk meningkatkan kembali produksi biji kakao Indonesia, baik pemerintah dan pihak swasta menggalakkan beberapa program seperti Gerakan Nasional Kakao, pendampingan petani dan perkenalan inovasi teknologi.

Di Freyabadi Indotama, kami menggunakan biji kakao pilihan dari Asia, Afrika dan Amerika Selatan untuk menghasilkan cokelat compound dan couverture berkualitas tinggi. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, kami telah membantu berbagai perusahaan di industri es krim, confectionery, industrial bakery, dan quick service restaurant (QSR) di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika.  Dengan kapasitas produksi yang tinggi dan tim R&D yang berpengalaman, Freyabadi dapat menyediakan produk cokelat dalam jumlah dan spesifikasi yang Anda butuhkan.

Jika Anda membutuhkan cokelat yang sesuai dengan keinginan Anda, atau ingin mendapatkan konsultasi terkait cokelat yang sesuai untuk produk Anda, silakan klik tombol di bawah ini untuk menghubungi konsultan kami. Kami akan dengan senang hati membantu Anda.

Hubungi Konsultan Kami



Leave a Comment